Selasa, April 07, 2009

Isnad / Sanad

Pertama kali saya berpikir untuk membuat blog ini adalah ketika melihat suatu halaman web yang membahas mengenai kesesatan LDII, yang TERNYATA kalau saya lihat justru dia memperkuat kebenaran LDII. Oleh karena itulah, saya memutuskan untuk membuat blog ini. Tujuannya, untuk melakukan klarifikasi terhadap tulisan-tulisan yang menekankan tentang kesesatan LDII. Cuplikan tulisan dari web tersebut saya masukkan di sini, kemudian di bawahnya komentar dari saya.

Cuplikan website yang mempertanyakan tentang sanad:

******************************************************
Bukti Kebohongan Nur Hasan Ubaidah Lubis, Imam Jama’ah LDII
10/01/2001 - Arsip Aliran Pemikiran
Berikut ini adalah bukti kebohongan Imam LDII, dalam memanipulasi hadits Nabi yang mengatakan dirinya manqul kepada Rasulullah SAW.
Dalam Kitabus-Shalah (kitab tentang Shalat), hlm. 124-125 yang disusun oleh pemimpin kelompok Islam Jama’ah /Lemkari/LDII (Tidak diperjualbelikan khusus untuk intern warga LDII), Nur Hasan (Madigol) mengutip sebuah hadits dalam kitab Sunan At-Tirmidzi.
Dia mengatakan bahwa dirinya manqul dari Nabi Muhammad SAW. Adapun hadits tersebut berbunyi, yang artinya, “Telah menceritakan kepada kami, ‘Ubaidah bin Abdil Aziz (Nur Hasan Ubaidah Lubis, Pen), telah menceritakan kepada kami, Syaikh Umar Hamdan Al-Madani Al-Makki, dari sayyid Ali Adh-Dhahir Al-Witri Al-Madani, dari Syaikh Abdil Ghani Al-Majaddidi, dari ayahnya Abi said, dari Abdil Aziz Ad-Dihlawi As-Syah Waliyillah Ad-Dihlawi, dari Syaikh Abi Thahir Al-Kurani, dari ayahnya Syaikh Ibrahim Al-Kurani, dari Syaikh Al-Mijahi, dari Syaikh Ahmad As-Subki, dari Syaikh Najmuddin Al-Ghaithi dari Zaini Zakaria dari Al-Iz bin Abdirrahim bin Furaat, dari Syaikh Umar bin Al-Hasan Al-Maraghi, dari Al-Fahr bin Ali bin Ahmad bin Abdil Wahid, dari Syaikh Umar bin Thobarzad Al-Baghdadi telah berkata, telah menceritakan kepada kami Syaikh Abul Fatah Abdul Malik bin abdil Qosim Al-Harawi Al-Karruhi telah berkata, telah menceritakan kepada kami Al-Qadli Al-Zahid Abu Amir Mahmud bin Qasim, dan telah menceritakan kepadaku Syaikh bin Nashr Abdul Aziz bin Muhammad bin Ali At-Tiryaqi dan Syaikh Abu Bakar Ahmad bin Abdi As-Shamad Al-Ghurazi mereka telah berkata, telah mengabarkan kepada kami Abu Muhammad Abdul Jabbar bin Muhammad bin Al-Jarrah Al-Jarrahi telah berkata, telah mengkhabarkan kepada kami Abdul Abas Muhammad bin Ahmad bin Mahbub telah berkata, telah mengkhabarkan kepada kami Abu Isa Muhammad bin Isa bin Saurah At-Tirmidzi,

telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Ya’kub Al-Jauzajaani, telah menceritakan kepadaku Shafwan bin sholih, telah menceritakan kepada kami Al-Walid bin Muslim, telah menceritakan kepada kami Syuaib bin Abi Hamzah dari Abi Zinad dari Al-’Araz dari abi Hurairah, telah berkata, telah berkata Rasulullah SAW, “Sesungguhnya bagi Allah SWT itu mempunyai sembilan puluh sembilan nama, barang siapa yang menghitungnya pasti dia masuk sorga, Dia Allah yang tidak ada tuhan selain Dia Ar-Rahman, Ar-Rahim, Al-Malik, Al-Qudus, As-Salam, Al-Mukmin, Al-Muhaimin, Al-Aziz, Al-Jabbar, Al-Mutakabbir, Al-Khaliq, al-Baari, Al-Mushawwir, Al-Ghaffar, Al-Qahar, Al-Wahab, Ar-Razzaq, Al-Fattah, Al-’Alim, Al-Qabidl, Al-Basit, Al-Khafidl, Ar-Rafi, Al-Muiz, Al-Mudzil, As-Sami, Al-Bashir, Al-Hakam, Al-’Adl, Al-Latif, Al-Khabir, Al-Halim, Al-’Adlim, Al-Ghofur, Asy-Syakur, Al-’Ali, Al-Kabir, Al-Hafid, al-Muqit, Al-Hasib, Al-Jalil, Al-Karim, Ar-raqib, Al-mijib, Al-Waasi, Al-Hakim, Al-Wadud, Al-Majid, Al-Baits, As-Syahid, Al-Haq, Al-Wakil, Al-Qawi, Al-Matin, Al-Wali, Al-Hamid, Al-Muhshi, Al-Mubdi, Al-Muid, Al-Muhyi, Al-Mumit, Al-Hayyu, AlQayum, Al-Wajidu, Al-Majidu, Al-Wahidu, Ash-Shamadu, Al-Qadiru, Al-Muktadir, Al-Muqadim, Al-Mu’akhir, Al-Awwal, Al-Akhir, Adh-Dhahir, Al-Bathin, Al-Wali, Al-Muta’ali, Al-Barru, At-Tawwab, Al-Muntaqimu, Al-’Afuwwu, Ar-Raufu, Maalikul Mulki, Dzul Zalali wal Ikram, Al-Muqsit, Al-Jaami, Al-Ghani, Al-Mughni, Al-Maani, Adl-Dlaru, An-Nafi’, An-Nur, Al-Hadi, Al-Badi’, Al-Baqi, Al-Waritsu, Ar-Rasyid, Ash-Shobur.”

Hadits tersebut aslinya dalam kitab Sunan At-Tirmidzi, juz 5, hal.192, hadits no. 3574, penerbit: Perpustakaan As-Salafiyah Madinah Al-Munawwarah. Hadits tersebut,(silakan Saudara kaum Msulimin sekalian cek dengan sumber yang aslinya yang dapat dipercaya) sanad aslinya adalah sbb:
Imam At-Tirmidzi menerima dari Ibrahim bin Yaqub Al-Jaujaani, Ibrahim menerima dari Shofwan bin Sholih, Shofwan menerima dari Al-Walid bin Muslim, Al-Walid menerima dari Syaib bin Hamzah, Syaib menerima dari Abi Zinad, Abi Zinad dari Al-Araz, Al-Araz dari Abi Hurairah, Abu Hurairah dari Nabi SAW. Inilah sanad hadits tersebut dalam kitab asli Imam At-Tirmidzi. Sama sekali tidak tercantum nama Nurhasan Ubaidah Lubis (yang dalam kitab-kitab pegangan LDII, tercantum dengan nama Ubaidah bin Abdul Azis, untuk meyakinkan anggotanya yang tidak memahami).
Dengan demikian, jelaslah bahwa Nur Hasan telah menambah sanad hadits tersebut dan mencantumkan nama Nur Hasan Ubaidah padanya.
Tambahan nama Nur Hasan bin Abd. Azis (Nur Hasan Ubaidah Lubis) di awal sanad tersebut adalah pemalsuan yang dilakukan oleh Nur Hasan dan tokoh pendukungnya. Begitu juga nama orang-orang yang ditambahkan Nur Hasan setelah namanya tersebut sampai Imam At-Tirmidzi tidak ada dalam Kitab Imam At-Tirmidzi yang asli. Yang ada hanya nama Imam At-Tirmidzi sampai dengan Rasulullah SAW.

Sumber: Diadaptasi dari Bukti Kebohongan Imam Jama’ah LDIILPPI, Nur Hasan Ubaidah Lubis, LPPI (Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam)
Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam

******************************************************

Komentar dari saya:

JUSTRU seharusnya sanad dituliskan seperti itu, sehingga bisa diketahui siapa belajar dari siapa. Sayangnya, di LDII juga sebagian besar hadits tidak dituliskan seperti itu. Hal ini dikarenakan adanya suatu musibah. Tas yang berisi kertas-kertas yang berisi tulisan riwayat sanad yang dari Bp. Nurhasan yang diteruskan sampai ke Nabi hilang saat Bp. Nurhasan naik becak. Naik becak? Ya, ironis memang, namun begitulah keadaannya :(. Becak itu sudah dicari ke sana kemari, namun tidak diketemukan juga. Untunglah tidak semua riwayat sanad ada di kertas itu. Salah satunya, sanad asmaul husna tetap bisa ditemukan di Kitabus Sholah.

Sedikit saya jelaskan di sini. Hadits-hadits besar merupakan kumpulan hadits (cerita) yang pada umumnya sampai ke Nabi. Tirmidzi merupakan salah satu orang yang mengumpulkan hadits-hadits dan mengutamakan SANAD. Kalau tidak ada sanad, maka orang tidak akan tahu shohih atau tidaknya hadits tersebut. Bagaimana kalau orang Indonesia menemui tulisan arab, lalu menyangka itu suatu hadits dari Nabi? Wah, berabe dong. Apalagi jika isi dari tulisan itu ternyata berkebalikan dengan suruhan Alloh dan Nabi-Nya.

Bayangkan, Tirmidzi saja yang kekuatan hapalannya sangat kuat dan hidup di sekitar zaman 200-300 tahun setelah Nabi wafat saja memerlukan sanad yang sampai ke Nabi, lha kok kita yang hidup di sekitar 1400 tahun setelah Nabi wafat tidak memerlukan sanad, bahkan membantah sanad? Coba, apa tidak kebalik?

Coba dilihat lagi urutan isnad di atas. Dikatakan bahwa dari hadits Tirmidzi tertulis seperti ini:

Imam At-Tirmidzi menerima dari Ibrahim bin Yaqub Al-Jaujaani, Ibrahim menerima dari Shofwan bin Sholih, Shofwan menerima dari Al-Walid bin Muslim, Al-Walid menerima dari Syaib bin Hamzah, Syaib menerima dari Abi Zinad, Abi Zinad dari Al-Araz, Al-Araz dari Abi Hurairah, Abu Hurairah dari Nabi SAW. Inilah sanad hadits tersebut dalam kitab asli Imam At-Tirmidzi.

Sedangkan sebagian di K. sholah juga ada baris berikut:

telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Ya’kub Al-Jauzajaani, telah menceritakan kepadaku Shafwan bin sholih, telah menceritakan kepada kami Al-Walid bin Muslim, telah menceritakan kepada kami Syuaib bin Abi Hamzah dari Abi Zinad dari Al-’Araz dari abi Hurairah, telah berkata, telah berkata Rasulullah SAW


Perhatikan bahwa dari situ terlihat bahwa sanadnya PERSIS SAMA. Dari Tirmidzi insya Alloh diajarkan ke anaknya, yaitu Isa, lalu dari Isa diajarkan lagi ke anaknya, yaitu Abu Isa Muhammad. Lalu dari Abu Isa Muhammad diajarkan lagi ke bawah-bawahanya lagi. Benar kan? Justru deretan panjang itu menandakan urutan isnad dari Bapak Nurhasan, ke Tirmidzi, dan ke Nabi. Kalau misalnya dulu Abu Huroiroh mengumpulkan hadits-hadits dari Nabi dibuat dalam suatu buku, lalu Tirmidzi belajar dari murid-muridnya Abu Huroiroh, dan mengumpulkan dalam satu buku (seperti yang dilakukan oleh LDII saat ini), berarti apa Tirmidzi itu SALAH? Tentunya sewaktu Tirmidzi hidup, Abu Huroiroh sudah meninggal, karena zaman mereka berbeda sekitar 200 tahun. Apalagi Bapak Nurhasan yang hidup sekitar 1300 tahun setelah Nabi wafat? Di hadits ini Bapak Nurhasan menuliskan sanad yang dia dapat dari guru-gurunya, teruuuss..sampai ke Tirmidzi, teruus sampai ke Nabi. JUSTRU ini menandakan bahwa SANAD Bapak Nurhasan yang dari Nabi tersebut benar adanya.

Sekali lagi,. terima kasih banyak atas adanya website tersebut, yang telah mengingatkan saya lagi, akan kebenaran Qur'an Hadits yang saya tetapi ini. LDII bukanlah jalan satu-satunya untuk masuk surga. Jalan satu-satunya untuk masuk surga selamat dari neraka adalah mempelajari dan menetapi Qur'an Hadits. Sayangnya, sampai saat ini saya baru menemukan LDII sebagai satu-satunya wadah yang masih mempertahankan kemurnian penyampaian Qur'an Hadits secara turun temurun seperti contoh yang diberitakan pada website di atas.

18 komentar:

  1. Subhannalloh, semoga Alloh senantiasa melimpahkan rakhmatn-Nya kepada kita semua yang berpegang teguh pada Al Qur'an dan As Sunnah Nabi dan semoga Alloh menunjukan hidayah-Nya kepada mereka yang belum bisa melaksanakan Islam berdasar Qur'an Hadits dengan murni dan bersanad musnad mutashil (tidak dicampuri bid'ah, khurafat dan Ro'yu). Amin. Walahu a'lam.

    BalasHapus
  2. Saya orang Islam biasa, Insya-Alloh berpegang teguh pada Al-Qur'an dan Hadist. Saya mau tanya kenapa ajaran LDII menajiskan pakaian sesama umat islam yg diluar ajarannya? Kl anda menganggap aliran LDII merupakan satu-satunya wadah yg paling tepat kenapa ada unsur kesombongan didalam ajaran LDII. termasuk ada kutipan bahwa Islam diluar LDII adalah "KAFIR"....Apakah orang yg telah mengucapkan kalimah syahadat dan tidak meniggalkan sholat lima waktu termasuk "KAFIR". Tegakanlah Islam yang benar janganlah memanfaatkan Agama Alloh untuk kepentingan tertentu. coba anda pelajari sejarah berdirinya LDII di Indonesia...siapa saja tokoh yang terlibat didalamnya...termasuk salah seorang yg membawa ajaran tersebut dari mekah...apa visi dan misinya...benarkah ????

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau ngomong dicek kembali kebenarannya,saya buka pendukung ldii,saya dalam keseharian selalu beraktifitas dengan orang ldii,ga ada tuh tuduhan orang yang terbukti.mungkin itu cuma ulah individu ldii sehingga akhirnya mencemari nama ldii,saya heran!!!kalau golongan A sampai Z yang jelas jelas kiainya melakukan perzinahan tapi ko infonya gak diexpos ya?kanterlihat kejanggalannya padahal itu "KIAI" lhooooooo!!!!!!

      Hapus
    2. To Hamba Alloh SWT. Najis itu bukan karena orang atau golongan, tapi karena sebab ketentuan contoh seperi pakaian terkena najis basah tercampur dengan pakaian suci yg kering. Karena salah satu basah maka yg kering akan termena najis dari pakaian yang basah. Jangan takut dengan najis karena Islam mengajarkan cara mensucikannya. Anda harus menjadi orang islam yg luar bisa pemahamannya dengan memgaji Al Quran dan Hadist, jangan cukup puas dengan orang islam biasa, tingkatkan mempelajari ilmu Quran dan Hadist agar bisa banyak mengerjakan amalan yang sesuai dengan Al Quran dan Hadist dari Golongan mana saja yang penting sesuai Al Quran dan Hadist.Jangan berdebat. Nabi Muhammad punya murid (sahabat banyak) terus sahabat juga punya murid (tabiin) banyak, la kok antar murid ribut2, mana tahu dulu sama2 satu guru. Klo ga sama gurunya..., paling tidak terus runut/sanad ya sampai ke nabi SAW. YA NGGAK??? Nah sekarang tinggal pastikan sampai ke nabi ga sanad nya??? Karena ini masalah agama harus jelas, wong urusannya akhirat (surga atau neraka). Cerita tentang dunia aja perlu klarifikasi kebenarannya agar tidak terjadi su'uzon, apalagi urusan dititipi uang he..
      . Apalagi urusan kelak di akhirat...yo jelass PENTING. (Dito)

      Hapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Ya, Anda mungkin memang orang Islam biasa, namun ikut ke dalam kepahaman Salafi, terlihat dari website yang Anda 'iklankan'. Saya heran, mengapa kaum Salafi terus menerus menghina LDII, menghujat LDII, dan hal-hal burukkah lainnya? Terlihat jelas bahwa Salafi gadungan ini sangat berbeda dengan Salafi zaman dahulu yang menjaga keislaman mereka dan tidak menghina agama lain. Apakah ini salah satu pertanda bahwa kaum Salafi iri kepada LDII? Apakah berarti LDII memang benar? :)

    Wallohu A'lam.

    Sebelum Anda berkomentar, ada baiknya Anda membaca dulu postingan saya di http://kebenaranldii.blogspot.com/2009/04/ldii-menghukumi-najis-orang-di-luar.html. Di situ saya menuliskan bahwa warga LDII TIDAK menghukumi najis pakaian sesama umat Islam di luar LDII. Orang LDII baru menghukumi najis jika memang melihat bahwa pakaian itu terkena najis. Silakan dicek kembali halaman tersebut dan dipikirkan baik-baik. Saya yakin, jika Anda masih bisa berpikir dengan baik, akan tahu mana yang najis, dan mana yang tidak.

    Mengenai mengkafirkan orang di luar LDII? LDII TIDAK mengkafirkan orang di luar LDII, itu sudah cukup jelas. Silakan lihat di website ldii jika kurang jelas: http://www.ldii.or.id

    BalasHapus
  5. saya dari JM skoharjo utara,,

    semoga agama yang hak ini (berdasarkan Qur'an & hadist ) selalu lestari illa yaumil kiyamah,,

    amin,,,

    BalasHapus
  6. saya adalah orang yang senang membaca biografi para ulama islam & organisasi Islam walaupun yg tertuduh sebagai sesat, juga agama-agama lain. tapi yg membuat saya tertarik adalah LDII ini, kenapa?? mereka mengklaim pengajian & praktek ibadahnya hanya Al-Quran & Alhadits tapi mengapa orang-orang Islam lain malah menuduh sesat padahal semua umat Islam sudah mengakui bahwa 2 kitab itulah rujukan mereka dalam beribadah,
    kita lihat contoh dr saudara-saudara kita yg nasrani, kalau kebaktian mereka pasti membaca ayat dan membahas tafsir dari Injil ayat per ayat sehingga jelas maksudnya, lah sedangkan umat Islam (yang katanya agama yg paling sempurna) pada umumnya pengajiannya cuma diisi dengan ceramah, padahal umat juga butuh tahu dari mana dalil yang dikatakan si penceramah tersebut.
    Kembali lagi cap sesat & benar didunia hanya hasil pemikiran manusia itu sendiri (bisa-bisa tergantung kepentingannya), tapi yakin Allah Sang Kebenaran itu sendiri yang akan menampakkan siapa yg benar dan sesat, tapi Kebenaran itu cuma "satu" & pasti sudah ada didunia ini tinggal mencarinya saja melalui pemikiran & akal sehat.
    semoga saya & kita semua diberikan sebenar-benarnya petunjuk oleh Allah....amin

    BalasHapus
  7. memang mengajak kepada kebenaran perlu kesabaran, dan harus lapang dada serta dasarhukum( Qur'an Hadist ) karena pada hakekatnya kebanyakan manusia telah dikelilingi iblis agar jangan menerima kebenaran dari siapa saja KECUALI SEIZIN ALLAH, Mari kita terus berdo'a agar mendapat Rohmat n Ridho Allah

    BalasHapus
  8. semoga semakin banyak orang berusaha memahamkan hidupnya dengan petunjuk Allah Rosul, demi dirinya, keluarganya dan juga koleganya yang ridho ndiridhoi Allah

    BalasHapus
  9. Nabi bersabda:orang yang berpegang teguh dengan sunahku disaat berselisihnya umatku seperti orang yang memegang bara api

    BalasHapus
  10. orang yang berpegang teguh dg sunah Nabi disaat berselisihnya umat Nabi seperti orang yang memegang bara api

    BalasHapus
  11. Nabi bersabda:orang yang berpegang teguh dengan sunahku disaat berselisihnya umatku seperti orang yang memegang bara api

    BalasHapus
  12. Insya Allah kalau Allah menghendaki dengan banyak mengaji di LDII akan tahu dasar dalil mana yang halal dan haram

    BalasHapus
  13. Saya mempunyai pengalaman yang fairly th. 1991-1997, dulu ayah saya pengurus suatu organisasi islam, dan beliau banyak tahu suka duka, pahit asamnya dan segala sesuatu yang dilontarkan para kyai dan para ustadz serta banyak fitnah-fitnah yang menakut-nakuti ayah saya untuk melarang saya sebagai anak pertama beliau untuk tidak mengikuti aliran sesat LEMKARI/LDII. Sampai saya diusir dari rumah dan diberi 2 opsi, mau terus ngaji di LDII (berarti pergi dari rumah) apa mau keluar dari LDII (tetap selesaikan sekolah SMP dan seterusnya).... saat itu saya mendapat hidayah (Petunjuk)saya mengaji di LEMKARI saat usia 11 tahun /SD kelas 5 SD tahun 1991. tanpa ada yang mengajak, tanpa disuruh siapapun. Bapak saya selalu melarang saya untuk tidak meneruskan ikut pengajian tersebut, tapi dengan penuh kesabaran, ketaatan pada orang tua, rasa berbakti yang tinggi pada orang tua, dan niat beramar ma'ruf pada orang tua dan keluarga (sesuai perintah Allah dan Rasul-Nya), maka saya tak bosan membeberkan kebenaran demi kebenaran yang real di masyarakat dan prilaku saya sehari-hari sebagai anak yang berbakti. dan pada setiap saat saya mempersilahkan pada bapak untuk membuktikan " monggo Pak, jika memamng ada satu issu ditemukan yang berbau fitnah itu ternyata terbukti benarnya, maka saya akan keluar dari LEMKARI. tapi jika itu tidak benar semua, monggo jenengan ngaji di LEMKARI/LDII yang saya ikuti, karena ajaran Al-quran dan Hadits dimaknai secara mangkul, musnad, dan mutasil serta terjaga kemurniannya mestinya sudah benar ajarannya. mengapa diragukan lagi dan menjadi kesibukan ummat untuk selalu memperdebatkan lagiii... wong kita gak mau neko-neko, gak akan mendirikan partai politik, gak akan mendirikan negara di dalam negara, kita hanya "mencari surga selamat dari neraka" itu saja,,,, mengapa masihhhh saja digegeri, difitnah, disesat-sesatkan. Alhamdulillah Allah paring Ortu saya ikut ngaji di LDII tahun 1997, dimulai dari adik-adik, ibu dan terakhir bapakku. Semoga hal ini jadi contoh kebaikan untuk saudara-saudaraku yang masih ikut LDII, sabarlah dan terus berjuang mengamar ma'rufi keluarga dan teman-teman, kerabat, tetangga dengan bil hal, sopan santun terhadap tetangga, berbudi yang luhur diniati karena Allah SWT, insya Allah usaha kita untuk beramar ma'ruf akan berhasil, dan jangan sampai berputus asa karena itu kewajiban kita untuk syiar islam sesuai Qur'an Hadist. Alhamdulillahi Jazaa Kumullohu Khoiro

    BalasHapus
    Balasan
    1. SOAL ISNAD Saya setuju. Urusan dunia saja kadang kita minta harus jelas ceritanya dari siapa, apa lagi urusan akhirat, ini urusannya surga atau negala Bung!!! Jangan tertipu dengan argumen, saya yakin pembaca di sini cerdas. Hadist diatas baik yg semua dirunut 'bermuara' ke Tirmizi dan terus sampai ke Nabi SAW. Baik yg dari Pak Nurhasan (Ubaidah) pun melewati Tirmizi dulu terus terus sampai ke nabi SAW. Apanya yg salah??? Oh.."katanya ini"di hadist Tirmizi tidak menyebutkan Ubaidah (Nurhasan), ya terang aja lah, pak nurhasan itu hidupnya jauh setelah Perowi hadist Tirmizi. Masa nenek buyut antum menyebutkan keturunannya ke 10 sianu?? Emang peramal apa? Ini masalah periwayat. Kan ada banyak periwayat hadist lagi sebelum pak Nurhasan (Ubaidah) sampai ke Tirmizi. SEKALI LAGI JANGAN MEMBODOHI Org KARENA RAKYAT KHUSUS RAKYAT INDONESIA INI PINTAR2 buktinya Indonesia bisa merdeka. Sudahlah antum semua kalau sama2 jadi murid dari satu guru satu ilmu (Nabi SAW yg membawa Islam) Jangan ribut2, apalagi sudah murid ke 3000 juta sekian he....Pak Nurhasan juga punya guru tidak cuma satu dan murid2 yg berguru ke gurunya beliau juga tidak cuma pak Nurhasan tok, banyak murid lainnya yg tersebar di dunia ini. Jadi tetapi saja yang di yakini masing2. GA usah memfitnah LDII atau yang lain apa lagi hanya urusan khilafiah. Kalau saya sih tetap mengajinya di LDII walaupun di dunia ini banyak yg benar juga (yg berguru dengan guru yang sama). Yang awal ditetapi ya tetap yang awal, di hati ku...SALAM DAMAI INDONESIA KU!!!

      Hapus